Wednesday, January 05, 2022

ASAS BERPIKIR

ASAS-ASAS BERPIKIR 

 

Di dalam kegiatan berbahasa, terutama kegiatan berpikir bersama, diskusi, rapat, seminar, simposium, remu wicara, sarasehan, bahkan debat, terdapat duatu pola kegiatan berpikir bersama bergerak maju ke arah hal baru berdasarkan persepsi yang sudah dimiliki. Dengan demikian, kegiatan tersebut tak sebatas sampai pada keputusan, pemikiran, pengetahuan, atau kesimpulan sebab kita berusaha meng-up date sehinmgga menghasilkan konsep atau gagasan, pemikiran, keputusan, atau kesimpulan yang baru. Hal tersebut terbentuk karena sikap kritis, bijak, dan inovatif kita. Kemajuan pola pikir, analisis, dan cara pandang suatu masalah. Oleh karena itu, dalam kegiatan berpikir bersama tersebut diremukan alternbatif-alternatif, solusi, dan pemecahan. Jadi, secara tak langsung eksplisit kita sudah m,enempatkan asas berpikir sebagai pangkalan menuju gagasan atau konsep baru sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Ada beberapa asas yang perlu dicermati demi kerangka berpikir atau paradigma kita, yaitu: 1. Asas identitas Asas ini merupakan suatu kaidah berpikir dar suatu konsep yang menunjuk sifat khas atau pokok tealitas, konsep, atau masalah. Hal tersebut mempunyai hakikat yang khas: memiliki sifat, referensi, dan identitastentu. Oleh karena itu, asas ini lekat dengan kategori ini adalah ini, itu adalah itu. Konsekuensi logisnya, kesimpulan yang ditarik harus diakui. Cermati kutipan berikut! Petenis utama purti Indonesia, Angelique “Angie” Widjaja, dipilih oleh Australian Tennis Magazine, majalah tenis terkemuka Australia, sebagai petenis muda terbaik (Rising Star) tahun 2002. Pemberan trofi penghargaan tersebut, ujar manajer Angie, Virginia Rusli, akan dilakukan saat turnamen Australia Terbuka berlangsung di Melbourne, pertengahan Januari 2003. “Penyerahan trofi akan dilakukan dalam arena Australia Terbuka. Informasi yang saya peroleh keumungkinan upacara tersebut dilakukan di hari terakhir turnamen, “ ujar Virginia. Selain Angie, majalah tersebut juga memberikan penghargaan serupa kepada petenis muda Australia, Todd reid. Reid merupakan juara Wimbledon yunior putra tahun ini, sedangkan Angie menembus peringkat 80-an dunia denganm menjuarai turnamen Volvo pen di Pattaya Thailand, semifinalis Shanghai Terbuka, dan Juara Dubai Challenger. Setahun sebelumnya di usia yang ke-16, Angie meraih gelar WTA Tour pertama di Wismilak Open Bali (Kompas, 31 Desember 2002) Tentukanlah, manakah realitas, konsep, dan pokok peemasalahannya? 2. Asasa Kontradiktoris Aa\sas ini menunjukan isis dan luas pengertian yang berbeda dari realitas, konsep, atau masalah yang sama. Perbedaan isis dan luas pengertian suatu konsep disebabkan oleh perbedaan cara pendekatan dan sudut poandang. Oleh sebab itu, perlu disikapi secara objektif masalah tersebut sehi ngga jelas yang benar dan yang salah. Contoh: 1. Semua profesor itu oandai sehingga botak kepala. Usman, siswa kelas ini, pandai dan botak kepalanya. Jadi, Usman seorang profesor. 2. Semua siswa kelas ini jujur dsan rajin belajar. Anak tetangaku adalah seorang yang rajin dan jujur. Berarti, anak tetanggaku adalah warga siswa kelas ini. 3. Asas kemungkinan Ketiga Keputusan atau kesimpulan yang nbemnar bukan semata didfasarkan oleh sikap kompromis, artinya ada keputusan atau kesimpulan yangs saling bertentangan. Kita harus tegas, hanya satu yang mungkin bena. Contoh: Semua siswa kelas ini tekun dan rajin. Beberapa siswa kelas ini ekun dan rajin. Kedua pernyataan di atas tak mjungkin keduanya benar atau keduanya salah> Maka, harus dikorbankan/dipilih “yang satu” dan mengingkari “yang lain”. 4. Asas Kausalitas Aasas ini mendasarkan diri pada konsep bahwa setiap realitas, pengertian, amupun masalah selalu mempnyai rangkaian penyebab atau argumentasi keberadaannya. Contoh: Yang pertama menarik perhatian adalah pengam,anan yang mendahului dan menyertai kunjungannya, bulkan saja ke Bali, tetapi juga ke anila (Filipina), angkok (Thailand), dan Singapra. Begitulah selalu penjagaan keamanan yangn menyertai kehadiran dan kunjungan Presiden Aamerika Serikat ke mana pun. Pengamanan standar yang sudah luar biasa itu kini lebih ekstra ketat sejak serangan teror ke AS, 11 September 2001, serta munculnyua aksi teoror di banyak negara dan tempat, termasuk di Bali. Dalam kontkes ini, persinggahan di Bali bisa ditafsirkan sebagai sesuatu yang mempunyai arti sendiri, yakni peehatian Presiden Bush terhadap aksi-aksi teror dan pilihannya menempatkan diri sebagai penggerak dan pemimpin dalam memerangi teror. Suatu posisi yang sekaligus mengundang kontroversi serta openrbedaan pendapat, terutama perihal interpretasi dan cara memeranginya. (Kompas, 22 Oktober 2003)

No comments: